Cari Blog Ini

Rabu, 17 Februari 2010

taurat talmud protocol

Sumber dan Dasar Pemikiran Kaum Yahudi

Disusun oleh: cok jew

PENDAHULUAN

Orang Yahudi pada suatu masa telah menjadi bangsa yang dipilih oleh Allah, dan kepada mereka dikirimkan-Nya banyak Nabi. Sepanjang sejarah mereka telah ditimpa banyak kekejaman, bahkan menjadi korban pemusnahan masal, tetapi mereka tidak pernah menanggalkan identitas mereka. Di dalam Al Quran, Allah swt menyebut Yahudi, bersamaan dengan orang Nasrani, sebagai ahli kitab, dan memerintahkan orang Islam memperlakukan mereka dengan baik dan adil. Tetapi, bagian penting dari sikap adil ini adalah mengkritisi berbagai keyakinan dan praktik yang salah dari sebagian mereka, menunjukkan kepada mereka jalan menuju kebenaran sejati. Walaupun hak mereka untuk hidup sesuai dengan apa yang mereka percayai.

Bani Israil dikenal sebagai bangsa yang suka berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat lain, dikenal sebagai bangsa nomaden hidup di padang pasir dan tidak suka menetap, ini merupakan karakteristik dari suku Badui yang tinggal di padang pasir.

Apa sebenarnya sebutan yang tepat bagi Bani Israil? Yahudi, Bani Israil Ibriyin (hebrew) atau Israel? Dalam buku Bani Israil fi al-Qur’an wa as-Sunnah diantaranya disebutkan bahwa penyebutan Bani Israil dengan sebutan Ibri atau Ibrani banyak perbedaan pendapat, diantaranya penyebutan ibriyin dinisbatkan pada Ibrahim sendiri (Ibrahim Ibrani).[1] Penduduk Kan’an menyebut Ibrahim as dan kaumnya dengan sebutan “orang-orang Ibrani (Hebrew)” karena mereka menyeberangi sungai Euprat atau sungai Yordania, atau karena mereka suka berpindah-pindah dan menyeberang dari suatu lembah ke lembah lain.[2] Pendapat lain menyebutkan bahwa ibriyin dinisbatkan pada (ibri) kakek kelima Ibrahim As.[3]

Kitab Taurat kita kenal sebagai Kitab Suci yng diturunkan Allah swt di masa Nabi Musa as. Dimana kitab tersebut untuk dijadikan pedoman hidup Bani Israel di masa itu. Namun dalam perkembangannya, Bangsa Yahudi mempunyai sumber lain yang dijadikan sebagai dasar pemikiran mereka. Ada tiga sumber dan dasar pemikiran Bangsa Yahudi saat ini:

1) Perjanjian Lama

2) Talmud

3) Protokolat

A. Perjanjian Lama

Perjanjian Lama adalah sebutan untuk kitab-kitab Yahudi, termasuk di dalamnya adalah Kitab Taurat. Tetapi terkadang Taurat digunakan sebagai sebutan untuk semua kitab suci bangsa Yahudi. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as. Kata Taurat mempunyai ma’na Syari’ah atau ajaran-ajaran agama.

Bagi agama Yahudi dan Nasrani, Perjanjian Lama ini dianggap suci, akan tetapi ada bagian-bagian didalamnya yang tidak disepakati bersama, sebagian ulama Yahudi menambah sebagian dari kitab ini yang tidak disepakati oleh ulama Yahudi yang lain. Sedangkan dikalangan Nasrani akan didapati tujuh naskah dalam Katholik yang tidak ada dalam naskah milik Protestan.

Dalam agama Protestan Perjanjian Lama terbagi dalam tiga bagian, yaitu:

  • Kitab Taurat, terdiri dari lima bagian :Sifr (Kitab at-Takwin), Kitab al-Khuruj, Kitab al-Lawiyyun, Kitab al-adad dan Kitab al-Tatsniyah (Asfar Musa).
  • Kitab para Nabi, terdiri dari dua bagian : Kitab para Nabi terdahulu (Yasyu bin Nun, Hakim Agung, Samuel I, Samuel II, Raja-raja I, Raja-raja II) dan Kitab para nabi sesudahnya (Asy’iya’, Irmiya’, Hezqiyal, Husya’, Yauil,’Amus, Unubadya, Yunan (Yunus), Mikha, Nahum, Habquq, Shofniya, Hajja, Zakariya dan Malakhy)
  • Kitab-kitab, terbagi dalam tiga bagian : Kitab-kitab Agung (Zabur, al-Amtsal Sulaiman, dan Ayyub), Kitab Lima (Nasyid al-Anasyid, Ra’uts, al-Maratsy, al-Jami’ah dan Astir) dan Kitab-kitab (Daniel, Azra, Nahmiya, Akhbar al-ayyam al-Awwal dan Akhbar al-ayyam al-Tsani.[4]

Kumpulan dari bagian-bagian Kitab tersebut ada 39 bagian dan dijadikan pegangan bagi Kristen Protestan. Sedangkan Gereja Katholik memberi tambahan 7 bagian lagi yaitu : Tubiya’, Yahudit, al-Hikmah, Yasu’ bin Sirakh, Barukh, al-Mukabin al-Awwal dan al-Mukabin al-Tsani, sebagaimana Kitab al-Muluk menjadikan empat bagian yang pertama dan keduanya sebagai ganti dari dua bagian yang pertama dan kedua di Kitab Samuel.

Sebagian ulama Yahudi tidak menyetujui penggabungan dua bagian Kitab al-Jami’ah dan bagian Kitab Nasyid al-Nasyid ke dalam bagian Kitab Perjanjian Lama. Kelompok Samiri (pemeluk Yahudi yang tidak berasal dari Bani Israel), hanya mengimani lima perintah yang berasal dari Nabi Musa as dan memasukkan ajaran Yusya serta Hakim Agung dalam ajaran Musa dan menjadikan tujuh ajaran ini sebagai ajaran yang suci.[5]

Katholik mempunyai pembagian tersendiri dalam Kitab Perjanjian Lama dan membagi 46 ajaran itu menjadi 5 bagian, yaitu :

  • Lima ajaran Nabi Musa as yang mencakup syari’atnya
  • Kitab bagian Sejarah yang berjumlah 16
  • Kitab bagian Sastra berjumlah 5
  • Kitab Kenabian berjumlah 17
  • Bagian Kitab Pendidikan berjumlah 2 [6]

Secara umum Kitab Perjanjian Lama merupakan arsip-arsip yang berisi syair dan sajak, hukum dan konsep, rayuan dan ratapan, kisah dan legenda, filsafat dan syariah dengan balaghoh dan fashohah yang akan ditemui dalam beberapa keadaan.

Islam hanya mengakui kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as dan tidak mengakui kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain. Allah swt berfirman :

Alif laam miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).[7]

Di ayat lain disebutkan :

Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.[8]

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Islam hanya mengakui pada kitab yang diturunkan pada Nabi Musa as saja, namun dimana keberadaan kitab tersebut? Ayat berikut ini akan menjelaskannya.

(tetapi) Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya[407], dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.[9]

[407] Maksudnya: merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.[10]

Katakanlah: “Hai ahli kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; Maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.[11]

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian mereka tiada memikulnya[1474] adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.[12]

[1474] Maksudnya: tidak mengamalkan isinya, antara lain tidak membenarkan kedatangan Muhammad s.a.w.[13]

Subhanallah, al-Qur’an telah memberikan petunjuk kepada kita, bahwa sebenarnya kitab suci Taurat telah dirubah, kaum Yahudi telah lalai terhadapnya.

Ayat berikut ini Al-Qur’an menjelaskan bahwa ia berisikan asas-asas yang benar dari asas-asas agama terdahulu.

Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).[14]

Ma’na Agama dalam ayat diatas ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.[15] Ayat diatas menyatakan bahwa Allah mensyariatkan bagi kaum Muslimin agama yang berisi ajaran-ajaran yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Nabi Nuh as sampai Nabi Isa as[16]

Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu.[17]

[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.

[422] Maksudnya: umat nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.[18]

Sesungguhnya al-Qur’an adalah satu-satunya gambaran akhir Kitab Alah dengan satu sumber dan tujuan yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan manusia, seandainya manusia dapat menyingkap rahasia-rahasia kehidupan yang menjadi dasar dan fondasi kehidupan dan wahyu tidak turun, maka akal manusia akan bertindak dalam batasan-batasan rahasia-rahasia kehidupan tersebut, tanpa ada rasa takut bersalah, oleh karena itu setiap hukum harus merujuk kepada kitab akhir ini yang memuat semua sisa-sisa syari’at Allah yang ada dalam setiap kitab suci, dan menempatkannya ke dalam gambaran akhir yang kekal hingga hari kiamat.[19]

Sejarah menyatakan bahwa Nabi Musa as menyalin Kitab Taurat dan meletakkannya bersama dengan dua papan batu ke dalam Tabut atau peti.[20]

Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.[21]

Dimasa Nabi Sulaiman as, tidak ditemukan salinan Taurat dimaksud hanya dua papan batu saja, dalam kitab suci disebutkan,” …tidak ada dalam Tabut melainkan dua papan batu yang diletakkan Nabi Musa as di sana, di kota Hureib, ketika Tuhan membuat janji dengan Bani Israel saat mereka keluar dari tanah Mesir.[22]

B. Talmud

Al-Farisiyyun berpendapat bahwa Kitab Taurat bukanlah satu-satunya kitab suci, akan tetapi ada riwayat-riwayat lain yang disampaikan dan dibawa oleh para pendeta-pendeta Yahudi secara turun temurun, inilah yang disebut TALMUD

Seratus lima puluh tahun setelah kematian al-Masih, seorang pendeta Yahudi yang bernama Yudas merasa khawatir akan rusak dan musnahnya ajaran-ajaran suci ini. Hal ini mendorongnya untuk mengumpulkan ajaran tersebut dan menjadikannya sebuah buku yang disebut al-Misyna yang artinya syari’ah yang diulang. Disebut demikian karena buku ini adalah penafsiran atau penyempurnaan dari ajaran ini[23]

Kemudian para pendeta Palestina dan Babilonia banyak memasukkan tambahan-tambahan lebih banyak dari apa yang dilakukan oleh Yudas. Pada tahun 216 M Pendeta Yahuda menyempurnakan pembukuan ajaran-ajaran tersebut beserta tambahannya dan al-Mysna menjadi istilah bagi kumpulan ajaran yang tertulis dari zaman Yudas hingga zaman Yahuda.

Namun kitab ini sulit difahami, sehingga pemikir Yahudi menambahkan catatan kaki dan penjelasan yang disebut Gemara. Dari al-Misyna dan Gemara inilah disebut Kitab Talmud. Kitab ini berisi ajaran agama Yahudi dan moral. Kitab yang mendapat tambahan dari pendeta-pendeta Palestina disebut Talmud Palestina, sedangkan Kitab yang mendapat tambahan dari pendeta-pendeta Babilonia disebut Talmud Babilonia, dan kitab ini begitu populer dikalangan orang-orang Yahudi[24]

Bangsa Yahudi beranggapan bahwa Talmud dan Taurat adalah kitab suci yang sejajar, Taurat adalah kitab suci yang diberikan Allah kepada Musa di bukit Thur Sina dalam bentuk tulisan, sedangkan Talmud dalam bentuk lisan. Bahkan sebagian Yahudi menganggap Talmud lebih tinggi derajatnya dari Taurat, hal ini karena perkataan ulama yang tercantum dalam Talmud lebih utama dibandingkan apa yang termaktub dalam Taurat.[25]

Bahkan kaum Yahudi berpendapat bahwa orang yang membaca Taurat tetapi tidak membaca kitab al-Misyna dan Gemara adalah orang yang belum bertuhan.[26]

C. Protokolat Yahudi

Tahun 1895[27] Yahudi mengadakan kongres pertama di kota Bale Switzerland dihadiri oleh 300 anggotanya yang mewakili 50 organisasi Zionis dunia. Pertemuan seperti ini dilakukan secara periodik yang bertujuan untuk menganalisa strategi yang akan mereka lancarkan demi tujuan mereka. Pada kongres pertama ini kaum Yahudi meletakkan dasar strategi rahasia, yaitu penghancuran seluruh dunia dan menjadikan yang lainnya sebagai budak-budak Zionis. Setelah itu mereka akan mendirikan pemerintahan Zionis Internasional dengan ibu kota El-Quds (Yerusalem) pada periode pertama yang akan berakhir di Roma. Walaupun pertemuan ini bersifat rahasia, takdir Allah swt berkata lain, seorang wanita Perancis anggota Freemasonry berhasil mengungkap peristiwa ini. Ahmad Syalabi, dalam bukunya menyebutkan bahwa wanita ini adalah Ratu Perancis yang Nasrani yang sedang mengadakan pertemuan dengan pemimpin besar Zionis di pusat kegiatan Freemansonry di kota Paris.[28] Wanita ini mengambil sebagian keputusan kongres dan membawa ke Rusia, dokumen ini kemudian diserahkan pada Alexis Nicolai Niefnitus, pimpinan Rusia Timur. Di tahun 1901 dokumen ini diserahkan pada pihak gereja Orthodox yang bernama Prof. Sergyei Nilus, setelah dianalisa mereka tersadar akan bahaya besar yang akan dihadapi dunia apabila kaum zionis berhasil melaksanakan rencana jahat ini, mereka menarik kesimpulan bahwa yang akan terjadi kemudian adalah :

· Keruntuhan kekaisaran Rusia dan diganti dengan pemerintahan komunis

· Kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina

· Pecahnya perang dunia pertama dalam sejarah dimana yang kalah dan menang sama-sama rugi

· Tersebarnya kerusakan dan kekafiran di persada bumi[29]

Tahun 1902 dokumen ini diterbitkan dalam bahasa Rusia oleh Prof. Nillus dengan judul Protokolat Zionisme, dalam bukunya sang Profesor menyeru pada bangsanya agar berhati-hati terhadap gerakan yahudi ini, karena hal ini pula terbantai kurang lebih 10.000 orang Yahudi. Tokoh Zionis Internasional, Theodor Herzl berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat ini, orang-orang Yahudi kemudian memborong habis buku ini, semua dikorbankan untuk mengambil kembali naskah ini, mereka menggunakan pengaruhnya terhadap Inggris untuk untuk menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian orang-orang Yahudi disana.[30]

Tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku ini, tetapi dipasaran habis dengan cepat. Di tahun 1917 kembali dicetak ulang, tetapi pendukung Bolshvic menyita buku Protokolat ini dan melarangnya sampai saat ini, namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselundupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ bernama Victor E. Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi di Rusia.[31]Dalam usahanya ini ia mendapati di perpustakaan Inggris akan terjadinya revolusi Komunis, lima belas tahun sebelum terjadi, yakni di tahun 1901. Wartawan ini menterjemahkan buku Protokolat ini dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912, hingga saat ini tak satupun buku ini dicetak di Inggris karena kuatnya pengaruh Yahudi demikian juga di Amerika.

Tahun 1919 buku ini muncul di Jerman dan tersebar luas di beberapa negara, akhirnya buku ini diterjemahkan dalam bahasa Arab antara lain oleh Muhammad Khalifah at-Tunisi dan dimuat dalam Majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950, dan kecaman datang terhadap penerjemah ini oleh dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.[32]

Protokolat ini benar-benar menyatakan keseriusan Yahudi dalam rencana penghancuran dunia, dan segala yang dilakukan Yahudi untuk menggapai rencana ini, khususnya dampaknya di dunia Arab dapat terlihat pada zaman ini. Banyak organisasi yang berkedok nasionalis mempengaruhi pimpinan negeri, hal ini sebenarnya merusak bangsa kita dari dalam, karena merekalah kaki tangan Yahudi. Hal ini dimaksudkan agar dunia Islam menyerah pada Zionis Internasional seperti kaum Salibis di Barat yang telah menyerah terlebih dahulu.

Tujuan Protokolat ini adalah mendirikan sebuah negara yang akan menyatukan bangsa Yahudi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Bagian pertama dari protokolat membahas posisi bangsa Yahudi di dunia ini sebelum merealisasikan tujuannya, ini terdapat pada sepuluh protokolat pertama, sedangkan bagian kedua membahas tentang posisi dan kedudukan bangsa Yahudi setelah menjadi penguasa alam ini.[33]

Dokumen “Protocols of Zion” yang sudah lama menjadi ‘kitab suci” Zionisme Internasional, selama ini dipahami sebagai sumber inspirasi kaum Yahudi untuk menata dunia sesuai dengan keinginannya, yaitu dunia yang pada akhirnya hanya beragama satu, agama Yahudi. Inti ajaran agama Yahudi adalah pemujaan materi atau dikenal dengan istilah materialisme. Protokol itu pertama kalinya dibuat tahun 1895 di Basel-Swiss oleh pemimpin Zionis saat itu, Theodore Hertzel. Dokumen itu berisi 24 pasal (24 protocols). Seorang wartawan Inggris,Victor E Mersden, kemudian menterjemahkannya kembali kedalam bahasa Inggris dengan judul “The Protocols of The Learned Elders of Zion” pada tahun 1917

Tidak ada komentar:

Posting Komentar